Kamis, 04 September 2008

Panduan Penulisan: Jenis Penuturan

Asep Saefullah (Asep.wordpress.com)


Ketika menulis, kita bisa pula memakai beberapa jenis teknik penuturan untuk memperkaya tulisan. Ada beberapa jenis penuturan: Narasi-Deskripsi-Eksposisi-Persuasi

NARASI
Mengisahkan peristiwa atau obyek bagian per bagian
Contoh:
Rumah Badu sangat besar. Bergaya arsitektur Jawa, rumah itu terletak di Jalan Kencana. Di halaman rumah ada air mancur dengan patung anak kecil yang tangannya menunjuk pintu besar ruang tamu rumah utama. Pintunya berukir Jepara. Di dalam ruang tamu ada lemari buku besar dan lemari lebih kecil berisi koleksi keris serta kerajinan lain. Sebuah lukisan besar memisahkan antara ruang tamu itu dengan ruang keluarga yang berisi satu set home theater. Dan seterusnya…

Menjelaskan sesuatu dari asal-muasalnya.

Contoh:
Kopi kini menjadi jenis minuman yang paling banyak ditenggak di seluruh dunia. Konsumsi kopi terus meningkat di seluruh dunia. Tahukah Anda dari mana tanaman ini berasal? Tanaman kopi berasal dari Jawa. Tanaman ini mulai dibudidayakan sejak abad ke-18. Kopi yang ditanam di Jawa kala itu sudah diekspor ke berbagai belahan dunia termasuk Amerika dan Eropa.

DESKRIPSI
Melukis dalam benak pembaca, cukup detil sehingga pembaca bisa merasakan lukisan itu dengan seluruh inderanya.

Contoh 1:
Desa Adiluhung terletak di tepi air terjun Taman Nasional Mahakam. Anak-anak desa suka bermain di bawah air terjun yang jenih itu, demikian jernih sehinggga ikan-ikan tampak ikut berenang bersama mereka. Batu-batu di dasar sungai membentuk seperti mosaik yang kaya warna…

Contoh 2:
Perempuan itu berdiri di bawah rintik hujan, mengenakan gaun hitam dan bertopi merah. Tetesan air menimpa wajahnya, mengalir melalui pipinya menuju dagunya yang berbelah pinang. Butir air menyerupai embun menempel di bibirnya yang dipoles lipstik merah delima.

EKSPOSISI
Menjelaskan, memperlihatkan atau mengisahkan kenapa sesuatu terjadi, melalui rangkaian sebab dan akibat.

Contoh:
Jakarta ibarat lelaki setengah baya yang tambun dan kebanyakan kolesterol. Metropolitan Jakarta sekarang berpenduduk 10 juta jiwa dan bertambah pesat pertumbuhan penduduknya. Sekitar 100.000 orang setiap tahunnya datang dari pelosok Indonesia. Daya dukung lingkungan Jakarta mulai terengah-engah memenuhi hidup sehari-hari warganya.

PERSUASI
Menulis untuk mengajak pembaca menyetujui sebuah sudut pandang akan masalah, untuk menggerakkan emosi mereka, bahkan untuk beraksi seperti dikehendaki penulisnya.

Contoh:
Pencabutan subsidi BBM akan mempersulit hidup orang miskin. Jumlah orang miskin bahkan akan bertambah jutaan akibat naiknya harga barang dan layanan, termasuk layanan kesehatan dan pendidikan dasar.

Jumlah subsidi BBM tidaklah besar. Dalam anggaran kita beberapa tahun terakhir, pos pembayaran utang selalu paling besar, sekitar 50% dari seluruh pengeluaran pemerintah. Kenapa pemerintah mencabut subsidi bukannya menegosiasikan pengurangan utang? Kenapa pemerintah lebih suka mempersulit hidup rakyatnya ketimbang membebani diri dengan rasa malu untuk meminta pemotongan utang dari kreditor internasional?

Kenaikan harga minyak memang problematis. Tapi, adalah amoral mengalihkan beban kerja keras pejabat pemerintah menjadi beban rakyat kebanyakan yang sudah susah.

Langkah-langkah Menulis Artikel

Asep Saefullah.com

Jika kita naik sepada, biasanya kita selalu mulai dengan memegang stang, lalu mengayuh pedal. Selanjutnya kita tinggal mengatur irama kayuhan agar tetap seimbang. Begitu juga dengan menulis. Kita mulai membuat topik dengan satu kalimat sederhana (Saya akan menulis……..)

Ada beberapa kaidah dalam penulisan populer, antara lain:
1. Menulis Jelas dan Ringkas
2. Mengindari jargon dan istilah teknis, istilah asing
3. Menghindari akronim dan singkatan
4. Membuat kalimat/paragraf sederhana
5. Menulis dengan kata kerja aktif

Tugas seorang penulis adalah membuat sesuatu informasi yang dikumpulkan dan dilaporkan menjadi jelas bagi pembaca. Ketidakmampuan menekankan kejelasan adalah kegagalan seorang penulis.

Menulis secara jelas membutuhkan dua prasyarat:
1. Si penulis harus memahami betul soal yang mau ditulisnya, bukan juga pura-pura paham atau belum yakin benar akan pengetahuannya sendiri.
2. Si penulis harus punya kesadaran tentang pembaca.

Sebuah tulisan yang jelas juga harus memperhitungkan syarat-syarat teknis komposisi:
1. Tanda baca yang tertib.
2. Ejaan yang tidak terlampau menyimpang dari yang lazim dipergunakan atau ejaan standar.
3. Pembagian tulisan secara sistematik dalam alinea-alinea. Perlunya disiplin berpikir dan menuangkan pikiran dalam menulis
4. hingga sistematika tidak kalang-kabut, kalimat-kalimat tidak melayang kesana-kemari, bumbu-bumbu cerita tidak berhamburan menyimpang dari hal-hal yang perlu dan relevan.

Rabu, 16 Juli 2008

Menulis Dengan Target

Saya menulis dan terus menulis melalui blog saya. Saya menulis tanpa beban dan target. Beban kaitan dengan target. Yang dimaksudkan dengan target adalah sasaran pembaca yang ingin dituju. Karena saya hanya ingin belajar menulis dengan menulis, sebenarnya target ada. Targetnya adalah saya sendiri. Sebuah kepuasan menulis. Tujuan saya adalah hanya untuk belajar menulis. Saya berpedoman pada saya ingin bicara melaui tulisan. Jadi saya menulis sebanyak yang saya ingin katakan. Saya tidak memiliki target di luar diri saya. Saya menulis tanpa beban, tanpa pertimbangan. karena semacam jurnal pribadi atau catatan harian, luapan unek-unek pribadi saja. Saya mencatat apa saja yang saya lihat. Contoh ketika saya melihat dua anak gadis berjilbab yang stiap hari berdiri mengamati sesuatu tak jauh dari gerbang keluar pintu Tol Cibubur. Saya menanykan apa yang mereka kerjakan setiap hari beridiri sambil mengamati pohon dan mencatat. Katanya mereka mengamati monyet. Mereka mengamati tingkah laku para monyet. Apa yang dicatat? Kata seorang gadis, bergerak, duduk, diam cari kutu dan kawin itulah yang dicatatnya. Saya menulis bahwa saya melihat gadis berjilbab pengamat monyet, dengan judul : Bergerak, duduk,cari kutu, diam dan kawin". Saya tidak merasa perlu mencari sumber informasi lain. karena memang hanya sekedar catatan pribadi.

Menulis untuk orang lain berarti menulis dengan target. Kita ingin berkomunikasi dengan pembaca kita. Disini bisa kita bandingan dengan berjualan. Jika kita ingin berjualan maka kita harus memperlakukan pembeli kita sebagai raja. Apa saja yang kita lakukan adalah memberi kepuasan kepada pembeli. Karena mereka adalah target kita. Kita harus mampu membuat mereka menikmati kesenangan dengan membeli barang kita.

Menulis dengan target berarti kita memperlakukan pembaca kita sebagai raja. Tulisan kita harus memberi rasa puas pada pembaca kita. Siapa yang ingin kita puaskan dengan tulisan kita? Kita harus menentukan target kita. Jika target kita adalah anak-anak, maka kita juga harus mamsuki dunia anak dan berbicara untuk dapat dipahami anak-anak. Bila kita ingin menulis untuk kaum wanita dan ibu-ibu, maka kita harus mencari tahu selera para wanita dan ibu-ibu sebagai target kita. Kita harus menulis sesuai dengan minat, tingkat maupun gender. Topik dan bahasa disesuaikan. Karena menulis adalah bicara, maka supaya apa yang kita bicarakan dapat ditterima, kita harus memahami siapa yang menjadi target kita. Kita berbicara kepada target kita melalui tulisan. Sajian kita berupa tulisan harus cocok dengan selera target kita. Karena mereka yang harus kita layani dan kita puaskan dengan tulisan kita.

Menulis Untuk Berkomuniasi

Saya mempunyai keponakan yang memiliki dua anak laki-laki, mereka tidak mampu berkomunkasi verbal. Mereka tidak bisa bicara. Kedua anak ini juga tidak bisa mendengar, karena keponakan saya tidak paham untuk menurunkan panas ketika anak sakit. Dan Tuhan telah menguji keponakan saya ini dengan menitipkan dua anak tuna rungu. Ada rasa cemas, beban dan kepenatan tergambar di wajah keponakan saya. Tuna wicara ada kaitan dengan ketulian.

Kemampuan komunikasi bertolak dari empat kemampuan atau modal dasar yaitu: mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Ada kaitan jelas mendengar dan berbicara. Hanya anak yang memiliki pendengaran baik bisa berbicara. karena pada awal dia bisa mengulangi bunyi. Kemampuan membaca memungkinkan seorang memiliki kemampuan menulis. Pada hakikatnya keempat modal dasar ini saling berhubungan sebagai satu kesatuan. Dari semua kemampuan komunikasi ini kemampuan menulis dikembangkan paling akhir. Tetapi kemampuan menulis tidak bisa berdiri sendiri. Kemampuan menulis mengandalkan adanya kemampuan lain. Karena sebelum kemampuan tulis dicapai, kemampuan lain harus lebih dahulu berkembang secara maksimal dan berimbang.

Menulis adalah berbicara lewat tulisan. Tetapi untuk menulis sebanyak kita bicara tidaklah mudah. Saya juga pernah mengalami bahwa tidak mudah berkomunikasi secara tertulis. Pepatah bilang ala bisa karena biasa. Perbiasakan menulis. Menulis sebanyak anda bicara. Ketrampilan menuntut jam terbang. Semakin banyakmelakukannya semakin tinggi ketrampilan yang dicapai. Semakin sering menulis, semakin terasah kemampuan kita untuk menulis. Karier seorang bakal menjadi lebih lengkap bila memiliki kemampuan menulis. Berkomunikasilah dengan tulisan-tulisan anda.

Menulis Semakin Mudah

Betapa sulitnya ketika kita mulai menulis dengan tulisan tangan. Ada yang lebih beruntung bisa menulis menggunakan mesin ketik manual atau mesin ketik listrik. Ada kendala menulis dengan kedua cara ini. Karena ada jarak antara mengalirnya ide dankecepatan menuangkan ide kedalam tulisan. Pikiran berjalan lebih cepat sementara kemampuan mencatat berjalan sesudahnya dengan proses yang lebih lambat. Ada kesenjangan. Tidak heran kita menemukan banyak coretan atau terkadang banyak kertas yang dibuang sia-sia. Hal semacam ini tentu sangat tidak ekonomis terutama di masa yang semakin susah ini. Pada masa lalu kertas murah, Indonesia memiliki hutan kayu tropis terluas di bumi untuk menghasilkan pulp bagi industrti kertas. Tetapi kini banyak bukit dan area hutan sudah gundul. Persediaan pulp terbatas. Kertas menjadi semakin mahal.

Teknologi komputer memberikan solusi. Dengan komputer kita menjadi semakin mudah menulis dan menyimpan tulisan. Hampir semua tulisan yang tersimpan dalam komputer dan kita bisa mengedit atau memperbaikinya baik dari segi isi maupun kesalahan cetak.

Media latihan menulis semakin banyak. Ada berbagai media seperti jurnal, majalah, koran, bah kan buku merupakan media untuk menuangkan pemikiran dan ide-ide kita. Menulis itu sendiri menjadi ajang pengakuan profesi. karena melalui tulisan kita bisa memberikan penjelasan tentang keahlian bidang khusus kita. Dengan menulis keahlian dapat dikembangkan dari pada sekedar kita membaca atau melakukan diskusi.
Media yang paling ideal saat ini adalah media blog. Saya sebenarnya tidak pernah menulis sampai saya mulai mengenal blog. Saya masih ingat blog seorang penulis blog Indonesia yang mendunia Jennie S. Bev. Saya belajar membaca blog dia. Kemudian saya merasa berhutang budi pada Fatih Suhud, seorang blogger yang saya petik bagaimana tahap membuat blog. Saya kemudian membuat sebuah blog di Google, kini saya menulis dengan menggunakan Wordpress.
Menulis sungguh makin mudah. Dan saya menikmati kemudahan itu. Ada sarana untuk menulis dengan sarana yang relatif lebih murah . Menulis dan terus saja menulis. Anda bisa jadi Penulis.

Selasa, 15 Juli 2008

Bagaimana Mulai Menulis

Saya berasal dari sebuah desa di pinggir pantai selatan pulau Flores. Tepatnya di kecamatan Keo Tengah., Kabupaten Nagekeo. Orang Pulau Ende menyebut kami Ata Keo (orang Keo). Rumah kami terletak kurang dari 100 m dari bibir pantai berbatu di tepi laut Sawu. Laut Sawu terkadang ganas bila angin kering berhembus kencang dari sabana Australia. Kami menyebutnya angin tenggara, karena Australia berada di sebelah tenggara pulau Flores.

Setiap anak laki atau wanita di kampung saya pasti bisa berenang. Bagaimana kami belajar berenang? Kami belajar berenang dengan dipaksa berenang. Seorang anak dibawa ke tengah laut diberi pegangan sebatang bambu atau kayu. Pada saat seorang anak mengayunkan kaki, pembimbing akan meninggalkan anak itu sendirian berpegang pada kayu atau bambu. Biasanya anak kecil berteriak dan menangis kencang. Anak itu tidak memiliki pilihan lain kecuali erat berpegang pada bambu atau kayu sambil menangis dan menggerakkan kaki. Dan itulah berenang. Belajar berenang harus melakukan akitivitas berenang.

Bagaimana kita bisa mulai menulis? Jawabannya adalah menulis. Lalu bagaimana caranya menulis? Terus saja menulis itulah jawabannya. Sadarlah bahwa menulis itu berbicara. Berbicara lewat tulisan. Anak kampung Keo belajar berenang dengan terus menggoyangkan kakinya di air. Mereka akhirnya bisa berenang tanpa tahu itu gaya kupu-kupu, gaya dada atau gaya punggung. Pertama adalah dia bisa berenang. Demikian juga dengan menulis. Anda harus menulis apa saja yang berada dalam pikiran anda. Karena yang pertama anda harus bisa menulis dan biasa menulis. Mulai saja dengan menulis untuk diri sendiri. Mencatat segala sesuatu yang ada dalam pikiran anda untuk diri sendiri.

Sebagai pemula sebaiknya menulis apa saja yang ingin anda katakan. tuangkan saja segala yang ada dalam pikiran adan isi hati anda. Semakin anda sering menulis, pikiran anda semakin terkonsenntrasi. Dalam ketenangan dan konsentrasi yang baik anda mudah menemukan ide-ide untuk tulisan anda. Pikiran anda akan terus mengalir selama anda menulis. Saya telah melakukan itu dengan menulis apa saja dalam blog saya. Waktu itu saya memang berniat untuk bisa menulis. Saya terdorong oleh salah satu penulis blog yang mengatakan tulis saja sebanyak bicara. Dan saya juga menulis apa saja. Saya menulis dan menulis seperti saya pernah belajar berenang dan berenang. Saya akhirnya bisa bisa berenang. Dan kini anda juga akhirnya bisa membaca tulisan ini. Saya belajar menulis dan terus menulis.

Mari Menulis

Saya harap anda percaya bahwa saya sesungguhnya tidak pandai menulis. Seperti setiap kali saya mengatakan pada banyak orang bahwa menulis bagi saya adalah berbicara dengan menulis. Saya ingin mengatakan apa yang ada dalam pikiran saya dengan menulis. Kalau anda tahu bahwa anda pandai dan terbiasa menulis berarti anda sedang berada di tempat yang salah. Pasti ini bukan untuk anda. Saya belajar menulis dengan terus menulis. Dan itu mulai s sejak saya mengenal BLOG. Sebuah media di internet sebagai sebuah situs atau lokasi gratis yang dipakai untuk mencatat aktivitas dan ide-ide kita sendiri. Karena catatan ini bersifat on-line dan terbuka banyak orang leluasa mengakses dan membacanya.

Saya kini mengklaim diri sebagai penulis. Karena saya bisa menulis. Dan karenanya anda dapat membaca tulisan ini. Anda pun dapat juga mengklaim diri penulis. Dan katakan pada diri anda bahwa “saya bisa menulis”. Karena menulis adalah mencatat apa yang kita ingin katakan. Anda adalah penulisnya.

Mari mulai menulis. Caranya seperti anda ingin belajar berjalan atau belajar berenang ya, lakukan itu. Menulis dan menulis. Katakan dengan tulisan. Silahkan mencoba.